Laman

Landscape

Landscape
"Good View"

Senin, 10 Januari 2011

Sejarah Singkat Kerajaan Sambas


Pemerhati Budaya Melayu, Kabupaten Sambas, A Muin Ikram, mengatakan, kerajaan Sambas dimulai sejak keruntuhan Majapahit pada akhir abad ke-16. Diawali dengan dinikahkannya anak perempuan Raja Majapahit bernama Ratu Tengah dengan Raja Tengah seorang pangeran dari Brunei Darussalam.

Ia mengatakan, pada abad ke-13 di Negeri Brunei Darussalam, bertahta seorang Raja yang bergelar Sri Paduka Sultan Muhammad. Setelah beliau wafat, tahta kerajaan diserahkan kepada anak cucunya secara turun temurun hingga keturunan kesepuluh yaitu Sultan Abdul Jalilul Akbar yang berkuasa dari tahun 1598-1659. Beliau mempunyai putra yang bernama Sultan Raja Tengah.

Raja Tengah inilah datang ke Kerajaan Tanjungpura (Sukadana), dan menikah dengan Ratu Surya Putri Kerajaan Tanjungpura dan lahirlah Raden Sulaiman.
Saat itu, kerjaan Sambas diperintah oleh seorang ratu keturunan Majapahit (Hinduisme) bernama Ratu Sepudak dengan pusat pemerintahannya di Kota Lama, Kecamatan Teluk Keramat sekitar 36 km dari Kota Sambas, sekarang. 

Setelah Ratu Sepudak wafat menantunya Raden Prabu Kencana naik tahta dengan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda. Pada Saat bersamaan Mas Ayu Bungsu anak Ratu Sepudak kawin dengan Raden Sulaiman (Putera sulung Raja Tengah) Perkawinan ini dikaruniai seorang putera bernama Raden Boma.

Tepatnya di muare ulakanlah Raden Sulaiman dinobatkan menjadi Sultan Pertama di kerajaan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafeiuddin I yang beragama Islam, kata Muin Ikram.

Silsilah Raja Sambas, Sultan Muhammad Syafeiuddin I (1630-1670), Sultan Muhammad Tajuddin (1670-1708), Sultan Umar Akamuddin I (1708-1732), Sultan Abubakar Kamaluddin I (1732-1762), Sultan Umar Akamuddin I (1762-1793), Sultan Abubakar Tajuddin I (1790-1814), Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin I (1814-1828), Sultan Usman Kamaluddin (wali sultan, 1828-1832), Sultan Umar Akamuddin III (wali sultan,1832- wafat 22 Desember 1846), Sultan Abu Bakar Tadjuddin II (1846-1854), Sultan Umar Kamaluddin (1854-1866), Sultan Muhammad Syafeiuddin II (1866-1924), Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin II (1924-1926), Sultan Muhammad Ibrahim Syafeiuddin (1926-1944), Sultan Muhammad Taufik (1944-1984), Pangeran Ratu Winata Kusuma (1984).


diadopsi dari Andilala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar